Pelaksanaan Dam Haji 2025: Bisa di Tanah Suci Maupun di Indonesia, Baznas Siap Salurkan

Majalengka, Tintahijau.com – Pelaksanaan ibadah haji tahun 2025 menghadirkan kebijakan baru yang cukup menarik. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) telah mengeluarkan keputusan terbaru terkait pelaksanaan dam (denda yang dikenakan atas pelanggaran tertentu dalam ibadah haji), yang kini dapat dilakukan tidak hanya di Tanah Suci, tetapi juga di tanah air, Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Komisioner Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, Rizaludin Kurniawan. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenag RI terkait pelaksanaan dam tersebut di Indonesia.

“Ya, itu sudah diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang pelaksanaan ibadah haji. Dam bisa dilakukan di Tanah Suci maupun di Indonesia. Ini hanya opsi, bukan keharusan,” ujar Rizaludin kepada awak media, Rabu (11/6/2025).

Baznas RI telah mulai menerima titipan pelaksanaan dam dari jemaah haji. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 8.200 ekor kambing telah dititipkan oleh jemaah kepada Baznas RI sebagai bagian dari pelaksanaan dam.

“Jumlahnya memang belum terlalu banyak, baru sekitar 8.200 kambing, artinya 8.200 jemaah. Ini merupakan kebijakan baru, jadi belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelasnya.

Terkait pendistribusian hasil dam, Rizaludin mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu arahan dan koordinasi lebih lanjut dengan Kemenag. Rencananya, daging hewan dam akan dikalengkan terlebih dahulu sebelum disalurkan.

“Kami baru sebatas mengumpulkan dan menyalurkan dam. Untuk pendistribusiannya, nanti akan kami bahas dengan Kemenag. Yang jelas, dam ini sesuai syariat akan diprioritaskan bagi fakir miskin,” katanya.

Distribusi daging dam juga dimungkinkan untuk diarahkan ke daerah-daerah terdampak bencana, namun hal ini masih dalam tahap diskusi bersama Kementerian Agama.

Dari total sekitar 200.000 jemaah haji Indonesia tahun ini, jumlah pelaksanaan dam melalui Baznas masih terbilang kecil.

Namun, dari 8.200 ekor kambing tersebut, Baznas memperkirakan nilai totalnya hampir mencapai Rp20 miliar.

“Pembayaran dam sudah selesai. Jadi meski jumlahnya tidak besar dibanding total jemaah, tetap akan kami kelola secara akuntabel dan sesuai ketentuan,” tutup Rizaludin.